greatness2045.com

**WUQUF-2: COMMITMENT AS A CALIPH OF ALLAH**

The pilgrims pledge to become more productive and steadfast on the righteous path, fulfilling their duties as caliphs with integrity, striving toward a better and more meaningful life transformation.
Legisan Samtafsir
Writer

Another essential “dish” to be partaken by pilgrims in Arafah is the Prophet Muhammad’s (SAW) Farewell Sermon, which he delivered during his pilgrimage. All of his messages emphasize a Muslim’s commitment to living a life of piety and peace.

First, the Hajj should be considered the final one, as there is no guarantee of returning for another pilgrimage. This was also the statement of the Prophet Muhammad (SAW), who said he would not return for another Hajj and would soon part from his companions. His words proved true, as that pilgrimage was his only Hajj, and not long after, he returned to his Lord.

This message strongly urges pilgrims to truly believe that the Hajj they are performing may be their last and to remember that death may not be far off. By deeply reflecting on the nearness of death, all acts of worship and daily duties must be performed with utmost sincerity and effort.

Believing that this may be their final Hajj, pilgrims are expected to sincerely repent and make a vow and resolution to improve their lives, their work, and their professional conduct after returning home. They pledge to become more productive and steadfast on the righteous path, to fulfill their responsibilities as caliphs of Allah correctly, and to pursue a better life transformation.

Second, the Prophet emphasized that “your lives and property are sacred, so never harm anyone, never take others’ wealth unjustly, and know that you will meet your Lord and be held accountable for your deeds.”

This message is deeply relevant to the concept of universal human rights — that the right to life and property is protected. Therefore, there must be no injustice, oppression, or exploitation of others’ lives and possessions.

Third, the Prophet warned of the temptations of Satan, who seeks to lead people astray. While Satan may fail to seduce pilgrims into committing major sins such as shirk or adultery, he may still succeed in luring them into minor sins, which could also lead to their downfall.

Fourth, the Prophet instructed Muslims to take care of their families. Husbands and wives must never hurt each other. Treat one another with love and compassion. This is because both partners have rights and responsibilities, and the family is the foundation for the birth of human civilization.

Fifth, the Prophet reminded that a Muslim is a brother to another Muslim. Thus, one must never unlawfully take another’s wealth or cause harm. In social and economic dealings, one should always promote unity and solidarity.

Sixth, the Prophet declared that Islam has been perfected for mankind. The long journey of delivering the Islamic message — spanning thousands of years — was declared complete on the plain of Arafah. This means that Arafah is the moment for pilgrims to perfect their repentance, their religion, and to affirm their commitment to a more righteous life. This is the resolution that must be made — and then realized — upon returning home. Arafah is both a moment of testimony (shahadah) and of witnessing (musyahadah). Fa’tabiru ya ulul albab — so take heed, O people of insight.

http://greatness2045.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

WUQUF-2: KOMITMEN SEBAGAI KHALIFAH ALLAH

Para haji berjanji akan lebih produktif dan teguh pada jalan yang benar, melakukan tugas-tugas kekhalifahan dengan benar, menuju perubahan kehidupan yang lebih baik.
Legisan Samtafsir
Penulis

Hidangan lain di Arofah yang harus disantap oleh jamaah Haji adalah khutbah Rasulullah SAW, saat beliau melaksanakan haji. Semua pesannya adalah tentang komitmen seorang Muslim untuk menjalani hidup dalam ketaqwaan dan kedamaian.

Pertama, haji haruslah dianggap sebagai yang terakhir, karena sangat mungkin tidak akan kembali lagi untuk melaksanakannya. Itu juga ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau tidak akan kembali lagi untuk melaksanakan haji dan segera akan berpisah dengan sahabat-sahabatnya. Dan apa yang diucapkan beliau benar-benar terjadi, bahwa beliau hanya sekali itu menjalani haji dan tak lama setelah haji itu beliau pulang keharibaan Allah.

Pesan itu menegaskan agar para jamaah haji meyakini betul bahwa haji yang sedang dijalaninya itu adalah haji yang terakhir dan mengingat bahwa kematianpun tidak dapat dianggap masih lama lagi. Pesan bahwa kematian sangat dekat hendaknya dicamkan betul oleh jamaah haji, karena dengan mencamkan hal itu maka semua ibadah maupun pekerjaan sehari-hari akan dan harus dilakukan dengan semaksimal dan seoptimal mungkin.

Dengan meyakini itu adalah haji yang terakhir, maka jamaah haji akan benar-benar bertaubat, sekaligus berjanji dan bersumpah untuk membuat resolusi dan perbaikan kehidupan, pekerjaan dan profesi, setelah haji nanti. Para haji berjanji akan lebih produktif dan teguh pada jalan yang benar, melakukan tugas-tugas kekhalifahan dengan benar, menuju perubahan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya (Kedua) Nabi menegaskan, bahwa ‘diri dan hartamu suci, maka jangan pernah sedikitpun kalian menyakiti siapapun, jangan mengambil harta orang lain dengan jalan batil, dan yakinlah bahwa engkau akan menemui Tuhanmu dan mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu’.

Pesan ini benar-benar penting terkait hak asasi manusia universal, bahwa hak untuk hidup dan memiliki adalah hak yang dilindungi, maka jangan ada aniaya atau penindasan, ataupun penjajahan atas jiwa dan harta orang lain.

Ketiga, berhati-hatilah terhadap godaan setan yang akan menyesatkan. Dikatakan bahwa setan mungkin tak akan berhasil menggoda para haji untuk melakukan dosa besar seperti syirik dan zina, tetapi kemungkinan besar bisa berhasil menggoda haji untuk melakukan dosa-dosa kecil, yang juga akan bisa menggelincirkannya.

Keempat, Rasulullah juga berpesan agar menjaga keluarga dengan baik. Suami dan isteri jangan pernah saling menyakiti. Pergaulilah dengan cinta dan kasih sayang. Ini tentu saja karena masing-masing memiliki hak dan kewajiban, juga karena keluarga adalah rumah untuk lahirnya peradaban manusia.

Kelima demikian juga pesan bahwa seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, maka janganlah mengambil hartanya dengan jalan batil dan menyakiti. Juga dalam muamalah, hendaklah membangun persatuan dan keberpihakan.

Keenam, Rasulullah berpesan bahwa Islam telah disempurnakan untuk umat manusia. Perjalanan penyampaian ajaran Islam yang melalui proses ribuan tahun, dinyatakan telah sempurna di tanah Arofah. Artinya, ini adalah momen para jamaah haji menyempurnakan taubatnya, agamanya dan memastikan janjinya untuk menyempurnakan kehidupan. Inilah resolusi yang harus diambil, untuk nantinya diwujudkan di tanah air. Arofah adalah syahadah sekaligus musyahadah. Fa’tabiru ya ulul albab.

http://greatness2045.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

WUQUF-2: KOMITMEN SEBAGAI KHALIFAH ALLAH

Para jemaah haji berjanji akan menjadi lebih produktif dan teguh di jalan yang benar, melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan dengan sebaik-baiknya, menuju perubahan kehidupan yang lebih baik.
Legisan Samtafsir
Penulis

Hidangan Lain di Arafah: Khutbah Rasulullah SAW

Hidangan lain di Arafah yang harus dinikmati oleh para jemaah haji adalah khutbah Rasulullah SAW ketika Baginda menunaikan haji. Semua pesan Baginda berkaitan dengan komitmen seorang Muslim untuk menjalani kehidupan dalam ketaqwaan dan kedamaian.

Pertama, haji harus dianggap sebagai haji yang terakhir, kerana sangat mungkin seseorang tidak akan diberi kesempatan untuk menunaikannya lagi. Inilah juga yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, bahawa Baginda tidak akan kembali menunaikan haji dan akan segera berpisah dengan para sahabatnya. Dan benar, sabda itu menjadi kenyataan – Nabi hanya menunaikan haji sekali dalam hidupnya, dan tidak lama selepas itu Baginda kembali ke hadrat Allah SWT.

Pesanan ini menegaskan agar para jemaah haji benar-benar menyedari bahawa ibadah haji yang sedang dijalani mungkin adalah yang terakhir, dan kematian itu sangat dekat. Kesedaran akan dekatnya kematian harus benar-benar meresap dalam diri jemaah haji, kerana dengan itu setiap ibadah dan pekerjaan harian akan dilakukan dengan sepenuh hati dan sebaik mungkin.

Dengan keyakinan bahawa ini mungkin haji terakhir, para jemaah akan bertaubat dengan sungguh-sungguh, serta berjanji dan bersumpah untuk membuat resolusi serta memperbaiki kehidupan, pekerjaan dan profesion mereka selepas haji. Para jemaah bertekad untuk menjadi lebih produktif, lebih teguh di jalan yang benar, dan melaksanakan tugas kekhalifahan dengan sebaik-baiknya, menuju perubahan hidup yang lebih baik.

Kedua, Nabi menegaskan bahawa “diri dan hartamu adalah suci, maka jangan sesekali menyakiti sesiapapun, jangan mengambil harta orang lain dengan cara yang batil, dan yakinlah bahawa kamu akan bertemu Tuhanmu dan mempertanggungjawabkan setiap perbuatanmu.”

Pesanan ini sangat penting dalam konteks hak asasi manusia sejagat, iaitu hak untuk hidup dan memiliki adalah hak yang dilindungi. Maka, jangan sesekali berlaku aniaya, penindasan atau penjajahan ke atas jiwa dan harta orang lain.

Ketiga, berhati-hatilah terhadap godaan syaitan yang berusaha menyesatkan. Syaitan mungkin tidak berjaya menggoda jemaah haji melakukan dosa besar seperti syirik atau zina, tetapi berpotensi besar menggoda dengan dosa-dosa kecil yang akhirnya tetap boleh menjerumuskan.

Keempat, Rasulullah SAW juga berpesan agar menjaga institusi keluarga dengan baik. Suami dan isteri tidak boleh saling menyakiti. Perlakukan pasangan dengan cinta dan kasih sayang. Ini kerana masing-masing mempunyai hak dan tanggungjawab, serta keluarga adalah asas tempat lahirnya sebuah peradaban manusia.

Kelima, umat Islam adalah saudara kepada sesama Muslim. Maka, janganlah mengambil harta saudaranya dengan cara yang batil, atau menyakiti hatinya. Dalam hal muamalah pula, bangunlah semangat perpaduan dan keberpihakan sesama umat.

Keenam, Rasulullah SAW menyampaikan bahawa Islam telah disempurnakan untuk umat manusia. Perjalanan penyampaian Islam yang berlangsung ribuan tahun, dinyatakan sempurna di tanah Arafah. Ini bermaksud, inilah saat bagi para jemaah haji menyempurnakan taubat, agamanya dan janji untuk menyempurnakan kehidupannya. Inilah resolusi yang wajib diambil dan harus dilaksanakan setelah kembali ke tanah air.

Arafah adalah syahadah dan juga musyahadah. Maka ambillah pelajaran daripadanya, wahai orang-orang yang berakal.

http://greatness2045.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

WUQUF-2: KOMITMEN SEBAGAI KHALIFAH ALLAH

Para haji berjanji akan lebih produktif dan teguh pada jalan yang benar, melakukan tugas-tugas kekhalifahan dengan benar, menuju perubahan kehidupan yang lebih baik.
Legisan Samtafsir
Penulis

Hidangan lain di Arofah yang harus disantap oleh jamaah Haji adalah khutbah Rasulullah SAW, saat beliau melaksanakan haji. Semua pesannya adalah tentang komitmen seorang Muslim untuk menjalani hidup dalam ketaqwaan dan kedamaian.

Pertama, haji haruslah dianggap sebagai yang terakhir, karena sangat mungkin tidak akan kembali lagi untuk melaksanakannya. Itu juga ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau tidak akan kembali lagi untuk melaksanakan haji dan segera akan berpisah dengan sahabat-sahabatnya. Dan apa yang diucapkan beliau benar-benar terjadi, bahwa beliau hanya sekali itu menjalani haji dan tak lama setelah haji itu beliau pulang keharibaan Allah.

Pesan itu menegaskan agar para jamaah haji meyakini betul bahwa haji yang sedang dijalaninya itu adalah haji yang terakhir dan mengingat bahwa kematianpun tidak dapat dianggap masih lama lagi. Pesan bahwa kematian sangat dekat hendaknya dicamkan betul oleh jamaah haji, karena dengan mencamkan hal itu maka semua ibadah maupun pekerjaan sehari-hari akan dan harus dilakukan dengan semaksimal dan seoptimal mungkin.

Dengan meyakini itu adalah haji yang terakhir, maka jamaah haji akan benar-benar bertaubat, sekaligus berjanji dan bersumpah untuk membuat resolusi dan perbaikan kehidupan, pekerjaan dan profesi, setelah haji nanti. Para haji berjanji akan lebih produktif dan teguh pada jalan yang benar, melakukan tugas-tugas kekhalifahan dengan benar, menuju perubahan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya (Kedua) Nabi menegaskan, bahwa ‘diri dan hartamu suci, maka jangan pernah sedikitpun kalian menyakiti siapapun, jangan mengambil harta orang lain dengan jalan batil, dan yakinlah bahwa engkau akan menemui Tuhanmu dan mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu’.

Pesan ini benar-benar penting terkait hak asasi manusia universal, bahwa hak untuk hidup dan memiliki adalah hak yang dilindungi, maka jangan ada aniaya atau penindasan, ataupun penjajahan atas jiwa dan harta orang lain.

Ketiga, berhati-hatilah terhadap godaan setan yang akan menyesatkan. Dikatakan bahwa setan mungkin tak akan berhasil menggoda para haji untuk melakukan dosa besar seperti syirik dan zina, tetapi kemungkinan besar bisa berhasil menggoda haji untuk melakukan dosa-dosa kecil, yang juga akan bisa menggelincirkannya.

Keempat, Rasulullah juga berpesan agar menjaga keluarga dengan baik. Suami dan isteri jangan pernah saling menyakiti. Pergaulilah dengan cinta dan kasih sayang. Ini tentu saja karena masing-masing memiliki hak dan kewajiban, juga karena keluarga adalah rumah untuk lahirnya peradaban manusia.

Kelima demikian juga pesan bahwa seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, maka janganlah mengambil hartanya dengan jalan batil dan menyakiti. Juga dalam muamalah, hendaklah membangun persatuan dan keberpihakan.

Keenam, Rasulullah berpesan bahwa Islam telah disempurnakan untuk umat manusia. Perjalanan penyampaian ajaran Islam yang melalui proses ribuan tahun, dinyatakan telah sempurna di tanah Arofah. Artinya, ini adalah momen para jamaah haji menyempurnakan taubatnya, agamanya dan memastikan janjinya untuk menyempurnakan kehidupan. Inilah resolusi yang harus diambil, untuk nantinya diwujudkan di tanah air. Arofah adalah syahadah sekaligus musyahadah. Fa’tabiru ya ulul albab.

http://greatness2045.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*