greatness2045.com

WUQUF-1: RIDHA AS A SERVANT OF ALLAH

Wuquf is the pinnacle of Hajj, even though all other rituals are also very meaningful and joyful. Hajj is an act of worship that combines the physical, emotional, spiritual, and movement aspects; uniting both dhikr and reflection; integrating focus with consciousness; both beta and alpha at once.

At Arafah during wuquf, all those dimensions come alive simultaneously. In addition to the prayers being granted, wherever we face or whatever we experience carries profound wisdom.

At Arafah during wuquf, all those dimensions come alive simultaneously. In addition to prayers being granted, wherever we face or whatever we experience contains profound wisdom.
Legisan Samtafsir
Penulis

Total Surrender

At Arafah, in the state of ihram, the pilgrims performing wuquf enter into gardens of consciousness. They are presented with the scorching landscape, vast expanses, and an ocean of people flocking together, coming with feelings of reverence, chanting the talbiyah, dhikr, and prayers full of hope.

Here, the pilgrims are presented with an awareness, first, that all humans originate from one God, submitting and obeying the one God, reciting the same words, and gathering in one place. This clearly proves the certainty of the spiritual covenant between humans and Allah, made in the primordial realm before humans were born to earth, lived in the world, and will return again to the One God.

It is this covenant that makes humans sincere and willing to strive to perform the pilgrimage, enduring hardship, leaving behind their homeland, wealth, family, business, and job, and paying for everything related to Hajj, to surrender themselves to Allah, repent for their past, hope that their life is accepted by Allah, and wish for a better future for their life.

The second offering presented at Arafah is the great mission of the creation of humans on earth, as revealed in the story of Adam’s descent from Heaven. The pilgrims must understand this story of Adam, not just as knowledge but as a confirmation to themselves that this is their own story, created by Allah on earth.

Adam was sent down to earth, not only as a punishment for his mistake in approaching the forbidden tree — and on earth Adam’s repentance was accepted — but also as he was appointed as Allah’s khalifah. This assures all pilgrims that wuquf at Arafah is a moment for a servant to totally repent for all their mistakes, while also reassuring themselves that they are truly Allah’s khalifah during their life on earth.

In other words, the wuquf ritual at Arafah ensures that the pilgrims truly accept their status as servants of Allah, while also accepting their role as Allah’s khalifah. These are two qualities that must unite and grow in the life of every human being (to be continued in Wuquf-2).

http://greatness2045.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

WUQUF-1: RIDHA SEBAGAI HAMBA ALLAH

Wuquf adalah puncaknya haji, meskipun semua prosesi lainnya sangat bermakna dan membahagiakan. Haji adalah ibadah yang menggabungkan fisik, emosi, spiritual, gerak; menyatukan sekaligus dzikir dan fikir; menggabungkan kekhusukan dalam kesadaran; beta dan alpha sekaligus.

Di Arofah saat wuquf, semua dimensi itu hidup sekaligus. Selain doa-doa akan dikabulkan, juga ke manapun kita menghadap, atau apapun yang kita alami mengandung hikmah yang sangat berarti.

Di Arofah saat wuquf, semua dimensi itu hidup sekaligus. Selain doa-doa akan dikabulkan, juga ke manapun kita menghadap, atau apapun yang kita alami mengandung hikmah yang sangat berarti.
Legisan Samtafsir
Penulis

Total Berserah Diri

Saat di Arofah dalam keadaan ihram, jamaah yang melaksanakan wuquf masuk ke dalam taman-taman kesadaran. Kepada mereka disajikan hidangan alam yang sangat terik, dengan hamparan yang sangat luas dan lautan manusia yang berbondong-bondong, yang datang dengan perasaan ta’zhim, ucapan talbiyah, dzikir dan doa-doa penuh harap.

Di situ, kepada jamaah dihidangkan suatu kesadaran, pertama, bahwa semua manusia bersumber dari Tuhan yang satu, tunduk dan patuh kepada Tuhan yang satu, bacaan yang satu dan di tempat yang satu. Hal itu tegas membuktikan kepastian adanya perjanjian spiritual manusia dengan Allah, sejak di alam azali sebelum manusia lahir ke bumi, menjalaninya di dunia dan kelak kembali lagi kepada Tuhan yang satu.

Perjanjian itulah yang membuat manusia ikhlas dan rela berjuang menunaikan haji, dengan bersusah payah, meninggalkan tanah air, harta benda, keluarga, perusahaan, pekerjaan, dan membayar semua yang terkait dengan haji, untuk menyandarkan dirinya kepada Allah, bertaubat atas masa lalunya, berharap hidupnya diterima Allah dan berharap masa depan yang lebih baik bagi kehidupannya.

Hidangan Kedua yang disajikan di Arofah adalah misi besar penciptaan manusia di bumi, yang tertuang dalam kisah turunnya Adam dari Surga. Para haji harus memaknai kisah Adam itu, bukan untuk sekedar pengetahuan tetapi sekaligus meyakinkan kepada dirinya bahwa itulah kisah dirinya sendiri yang diciptakan Allah di bumi.

Adam diturunkan ke bumi, selain karena faktor hukuman atas kesalahannya mendekati pohon yang dilarang -dan di bumi taubat Adam diterima- tetapi juga sekaligus diangkatnya Adam menjadi khalifah Allah. Ini meyakinkan kepada semua jamaah Haji bahwa wuquf di Arofah adalah momen untuk seorang hamba yang bertaubat total atas semua kesalahannya, tapi sekaligus meyakinkan kepada dirinya bahwa dirinya adalah benar-benar khalifah Allah selama hidup di bumi.

Artinya prosesi wuquf di Arofah, memastikan para jamaah Haji benar-benar menerima status dirinya sebagai hamba Allah, sekaligus sebagai khalifah Allah. Ini adalah dua kualitas yang harus menyatu dan tumbuh dalam kehidupan setiap manusia (bersambung ke Wuquf-2).

http://greatness2045.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

WUQUF-1: REDHA SEBAGAI HAMBA ALLAH

Wuquf adalah kemuncak ibadah haji, meskipun seluruh prosesi yang lain juga penuh makna dan membawa kebahagiaan. Haji merupakan ibadah yang menggabungkan unsur fizikal, emosi, spiritual dan pergerakan; ia menyatukan zikir dan fikir dalam satu kesatuan; menghimpunkan kekhusyukan dalam kesedaran; gelombang beta dan alpha serentak.

Di Arafah saat wuquf, kesemua dimensi itu hidup secara serentak. Selain doa-doa yang akan dimakbulkan, ke mana pun kita menghadap atau apa jua yang kita alami pada waktu itu, mengandungi hikmah yang amat besar maknanya.

Di Arafah saat wuquf, semua dimensi itu hidup serentak. Selain doa-doa yang akan dimakbulkan, ke mana pun kita menghadap atau apa jua yang kita alami mengandungi hikmah yang amat besar maknanya.
Legisan Samtafsir
Penulis

Penyerahan Diri Sepenuhnya

Ketika berada di Arafah dalam keadaan ihram, para jemaah yang melaksanakan wuquf memasuki taman-taman kesedaran. Kepada mereka dihidangkan suasana alam yang terik menyengat, terbentang luas dan dipenuhi lautan manusia yang datang berbondong-bondong dengan penuh rasa ta’zim, melafazkan talbiah, zikir dan doa-doa yang sarat pengharapan.

Di situ, kepada para jemaah ditampilkan suatu kesedaran yang pertama, bahawa seluruh manusia berasal daripada Tuhan yang Satu, tunduk dan patuh kepada Tuhan yang Satu, membaca kalimah yang satu dan berkumpul di tempat yang satu. Hal ini merupakan bukti nyata akan kewujudan perjanjian spiritual manusia dengan Allah sejak di alam azali, sebelum dilahirkan ke dunia, ketika menjalani kehidupan, dan akhirnya kembali kepada Tuhan yang Satu.

Perjanjian itulah yang mendorong manusia untuk ikhlas dan rela berjuang menunaikan ibadah haji – dengan penuh kesulitan, meninggalkan tanah air, harta benda, keluarga, syarikat, pekerjaan, dan membayar segala keperluan berkaitan dengan haji – demi menyandarkan dirinya kepada Allah, bertaubat atas masa silam, dan berharap agar kehidupannya diterima oleh Allah serta masa depan yang lebih baik.

Hidangan kedua yang disajikan di Arafah adalah misi agung penciptaan manusia di bumi, sebagaimana termaktub dalam kisah turunnya Nabi Adam dari Syurga. Para jemaah haji perlu memaknai kisah Nabi Adam bukan hanya sebagai pengetahuan, tetapi sebagai keyakinan bahawa itulah kisah diri mereka sendiri yang telah diciptakan Allah untuk hidup di bumi.

Adam diturunkan ke bumi bukan hanya kerana hukuman akibat mendekati pohon larangan – dan taubatnya diterima di bumi – tetapi juga sebagai pengangkatan dirinya sebagai khalifah Allah. Ini meyakinkan setiap jemaah bahawa wuquf di Arafah adalah momen bagi seorang hamba untuk bertaubat sepenuhnya atas segala kesalahannya, sambil meneguhkan keyakinan bahawa dirinya adalah benar-benar khalifah Allah di bumi.

Dengan kata lain, prosesi wuquf di Arafah memastikan para jemaah haji benar-benar menerima status dirinya sebagai hamba Allah, dan pada masa yang sama sebagai khalifah Allah. Dua martabat ini harus bersatu dan tumbuh dalam kehidupan setiap insan.

 

http://greatness2045.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

WUQUF-1: RIDHA SEBAGAI HAMBA ALLAH

Wuquf adalah puncaknya haji, meskipun semua prosesi lainnya sangat bermakna dan membahagiakan. Haji adalah ibadah yang menggabungkan fisik, emosi, spiritual, gerak; menyatukan sekaligus dzikir dan fikir; menggabungkan kekhusukan dalam kesadaran; beta dan alpha sekaligus.

Di Arofah saat wuquf, semua dimensi itu hidup sekaligus. Selain doa-doa akan dikabulkan, juga ke manapun kita menghadap, atau apapun yang kita alami mengandung hikmah yang sangat berarti.

Di Arofah saat wuquf, semua dimensi itu hidup sekaligus. Selain doa-doa akan dikabulkan, juga ke manapun kita menghadap, atau apapun yang kita alami mengandung hikmah yang sangat berarti.
Legisan Samtafsir
Penulis

Total Berserah Diri

Saat di Arofah dalam keadaan ihram, jamaah yang melaksanakan wuquf masuk ke dalam taman-taman kesadaran. Kepada mereka disajikan hidangan alam yang sangat terik, dengan hamparan yang sangat luas dan lautan manusia yang berbondong-bondong, yang datang dengan perasaan ta’zhim, ucapan talbiyah, dzikir dan doa-doa penuh harap.

Di situ, kepada jamaah dihidangkan suatu kesadaran, pertama, bahwa semua manusia bersumber dari Tuhan yang satu, tunduk dan patuh kepada Tuhan yang satu, bacaan yang satu dan di tempat yang satu. Hal itu tegas membuktikan kepastian adanya perjanjian spiritual manusia dengan Allah, sejak di alam azali sebelum manusia lahir ke bumi, menjalaninya di dunia dan kelak kembali lagi kepada Tuhan yang satu.

Perjanjian itulah yang membuat manusia ikhlas dan rela berjuang menunaikan haji, dengan bersusah payah, meninggalkan tanah air, harta benda, keluarga, perusahaan, pekerjaan, dan membayar semua yang terkait dengan haji, untuk menyandarkan dirinya kepada Allah, bertaubat atas masa lalunya, berharap hidupnya diterima Allah dan berharap masa depan yang lebih baik bagi kehidupannya.

Hidangan Kedua yang disajikan di Arofah adalah misi besar penciptaan manusia di bumi, yang tertuang dalam kisah turunnya Adam dari Surga. Para haji harus memaknai kisah Adam itu, bukan untuk sekedar pengetahuan tetapi sekaligus meyakinkan kepada dirinya bahwa itulah kisah dirinya sendiri yang diciptakan Allah di bumi.

Adam diturunkan ke bumi, selain karena faktor hukuman atas kesalahannya mendekati pohon yang dilarang -dan di bumi taubat Adam diterima- tetapi juga sekaligus diangkatnya Adam menjadi khalifah Allah. Ini meyakinkan kepada semua jamaah Haji bahwa wuquf di Arofah adalah momen untuk seorang hamba yang bertaubat total atas semua kesalahannya, tapi sekaligus meyakinkan kepada dirinya bahwa dirinya adalah benar-benar khalifah Allah selama hidup di bumi.

Artinya prosesi wuquf di Arofah, memastikan para jamaah Haji benar-benar menerima status dirinya sebagai hamba Allah, sekaligus sebagai khalifah Allah. Ini adalah dua kualitas yang harus menyatu dan tumbuh dalam kehidupan setiap manusia (bersambung ke Wuquf-2).

http://greatness2045.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*